Oleh : Iwan Hafidz Zaini
Kalau kita bicara masalah khusyu', maka kita akan ingat sholat. Ya, khusyu' kebanyakan digandeng dengan kata 'sholat'. Sehingga jadilah sholat khusyu'. Apakah khusyu' itu hanya untuk sholat saja? Apakah sholat harus khusyu'?
Kalau kita bicara masalah khusyu', maka kita akan ingat sholat. Ya, khusyu' kebanyakan digandeng dengan kata 'sholat'. Sehingga jadilah sholat khusyu'. Apakah khusyu' itu hanya untuk sholat saja? Apakah sholat harus khusyu'?
Saya disini tidak akan membahas masalah kaifiyah atau cara
bagaimana agar sholat khusyu'. Karena, seumur hidup saya sebagai muslim
ini belum bisa sholat dengan khusyu'. Mungkin jika anda ikut pelatihan
sholat khusyu' dengan bayar uang ratusan ribu atau jutaan rupiah itu
bisa khusyu'. Kalau saya mungkin juga belum bisa khusyu' karena uang
saya berkurang. Hehe..
Khusyu' dilihat dari segi bahasa berarti 'ketenangan/diam'. Dalam
sholat, ada ulama' yg mengartikan khusyu' dengan rasa takut jangan
sampai sholat yang dilakukannya tertolak. Ibnu Katsir mengatakan
khusyu' dalam sholat baru terlaksana bagi yang mengonsentrasikan
jiwanya sambil mengabaikan segala sesuatu selain yang berkaitan dengan
sholat.
Lantas apakah khusyu' dalam sholat itu termasuk syarat sah atau
tidak? Jika kita tanya pada ahli tasawuf maka mereka akan menjawab,
iya. Tapi kalau kita tanya kepada ahli fiqih maka akan dijawab, tidak.
Lho, kok bisa beda? Yg bener mana? Benar semua. Karena berdasar dalil
Qur'an dan hadits. Namun, jika kita belum menuju 'maqom' tasawuf
sebaiknya ikuti apa kata ahli fiqih / fuqoha'.
Kalau kita mengkaji fiqih pun sebenarnya para ulama' mempersiapkan musholli (org
yg sholat) menuju khusyu'. Sebutlah dalam sholat tidak boleh bergerak
berlebihan, pandangan mata tak boleh nolah-noleh, diusahakan mandang
depan atau tempat sujud. Hal tersebut, bertujuan supaya khusyu'. Kadang
khusyu' bisa juga karena terpaksa alias karena dilihat orang. Dalam
fiqih dianjurkan sebisa mungkin ketika takbir pertama bisa khusyu'.
Sholat khusyu' ini mengikuti perintah Allah dalam al-Qur'an surat al-Mukminun 1-2:"Sesungguhnya telah beruntunglah orang-orang yg beriman, (yaitu) mereka yg khusyu' dalam sholat mereka."
Dan dalam surat lain ada ancaman bagi yang lalai dalam sholatnya alias tidak khusyu'. (QS. Al-Ma'un)
Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apakah benar orang yang sholat
tidak khusyu' bisa celaka? Atau apa yang dimaksud dengan ayat
tersebut? Sholat saja celaka kok yang tidak sholat tidak
dicelaka-celakakan?
Sebagaimana arti khusyu' menurut bahasa yaitu ketenangan. Maka,
orang yang sholat dalam setiap ucapan dan gerakannya harus tenang dan
mengetahui ia dilihat Allah. Sehingga dalam sholat ia tidak berani
melanggar syarat ataupun rukun sholat. Jika ia melanggar, ia harus
mengulangi sholatnya.
Jadi, Surat Al-Ma'un ini bermaksud orang yang 'berkualitas'
sholatnya adalah orang yang sholatnya khusyu'. Sholat yang berkualitas
adalah sholat yang bisa mencegah musholli dari perbuatan keji
dan munkar. Jadi, kekhusyu'an itu tidak hanya ada ketika kita sholat.
Tapi, diluar sholat juga harus khusyu' karena perbuatan-perbuatan kita
lebih banyak dilakukan diluar sholat. Apakah perbuatan itu buruk atau
baik.
Oleh karena itu, banyak yang salah kaprah dengan khusyu' dalam
sholat. Sehingga mereka berusaha sekuat tenaga untuk khusyu' dalam
sholat. Karena takut celaka sebagaimana teguran Allah dalam surat
al-Maun tersebut. Tapi, disisi lain ketika mereka diluar sholat
kekhusyukan itu hilang. Dalam bekerja tidak khusyu', tidak tahan
terhadap godaan-godaan hidup yang dilarang Allah. Sehingga perbuatan
keji dan munkar yang menjadi substansi dari sholat tidak ada.
Sebagaimana kata sebagian dari kita, 'Tuhan hanya berada di tempat
ibadah', maka diluar tempat ibadah kita sudah berani menentang-Nya.
Itulah sebenarnya orang yang celaka. Orang yang lalai terhadap
sholatnya. Karena ketika tidak sholat sudah lupa substansinya, yaitu
mencegah perbuatan keji dan munkar
Ini mungkin bisa menjadi jawaban kenapa di Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, malingnya juga banyak, koruptor juga
berkembang, kekerasan merajalela, dll. Karena, hanya khusyu' ketika
dalam sholat saja. Tidak ketika diluar sholat.
Oleh karena itu tepat jika Allah berfirman bahwa menjadi pribadi
khusyu' itu berat. Harus memiliki 2 hal, yaitu sabar dan sholat.
"Mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya ia sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'" (Al-Baqoroh, 238)
Yang menarik dari ayat diatas adalah pemakaian kata tunggal, wainnaha bukan wainnahuma.
Penggunaan bentuk tunggal ini berarti antara sabar dan shalat harus
menyatu, tidak boleh dipisahkan. Orang yang sholat itu harus sabar dan
orang sabar juga harus sholat. hanya orang yang khusyu' yang bisa
begitu. Semoga kita masuk di dalamnya. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar