Keluarga Besar KUA Boyolali

Pisah kenal Kepala KUA Kec. Boyolali berpose bersama P3N se Kecamatan Boyolali

Kepala KUA Kec. Boyolali

Kepala KUA Kec. Boyolali, H. Kusaeni, S.PdI memberi sambutan dalam rakor P3N Se-Kec. Boyolali

Rakor dan Pembinaan Penyuluh

Rakor dan Pembinaan Penyuluh Agama Islam Fungsional dan Honorer Kecamatan Boyolali

Pelatihan Khatib dan Da'i Muda

Pelatihan Khatib dan Da'i muda merupakan salah satu program tahunan dari KUA Kec. Boyolali dan Penyuluh Agama Islam Kec. Boyolali dan mendapat respon baik dari masyarakat

KUA Kec. Boyolali

Pintu masuk KUA Kec. Boyolali...Monggo Pinaraak..

Rabu, 02 Juni 2010

Hal-hal yang Merusak Ukhuwah

Oleh iwan Hafidz Zaini

Banyak ayat di dalam al-qur’an maupun hadits-hadits nabi yang menyebutkan pentingnya menjalin persaudaraan keislaman atau ukhuwah Islamiyyah. Dimana salah satu orang yang mendapat perlindungan dari Allah di hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang mencintai saudaranya karena Allah.

Namun, ketika kita berbicara masalah ukhuwah, maka tidak akan terlepas dari hal-hal yang bisa menyebabkan rusaknya ukhuwah Islamiyyah. Antara lain:

Pertama, adanya penyakit hati, yaitu sifat iri, dengki. Sifat dengki ini bisa merasuki siapa saja. Oleh karena itu, kita harus hati-hati dan waspada..

Sifat dengki adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang yang merasa susah ketika melihat orang lain mendapat kebahagiaan atau kenikmatan. Atau dengan kata lain, orang dengki adalah orang yang susah melihat orang lain senang dan senang ketika melihat orang lain susah. Anehnya, kita umat Islam merasa biasa-biasa saja tatkala melihat orang-orang non-muslim mendapatkan kesuksesan. Akan tetapi kita orang-orang Islam merasa resah, merasa gelisah, tatkala melihat saudara sesama muslim mendapat kenikmatan atau kesuksesan. Umpama, tetangga kita bisa membeli televisi baru, kita televisi aja 15 tahun ndak ganti-ganti. Karena iri, dengki melihat tetangga kita bisa beli televisi dada kita terasa sesak...tetangga kita bisa beli sepeda motor baru, kita iri dengki kepala kita snut..snut..pusing..tetangga kita bisa beli mobil, karena dengki kita sudah tidak snut-snut lagi, tapi langsung pingsan…

Penyakit dengki ini bisa menjalar ke penyakit hati yang lain, antara lain, sifat angkuh, sombong, mencari kesalahan-kesalahan orang yang di dengki, dendam dan lain-lainnya. Sehingga bisa merusak hubungan persaudaraan.

Oleh karena itu, marilah kita sebisa mungkin semampu kita menghindari penyakit hati ini dengan memperbanyak ingat kepada Allah.. “Alaa bidzikrillahi tatmainnul qulub..” Obat Hati adalah dzikir kepada Allah. Sebab penyakit dengki ini bisa menghapus amal baik kita sebagaimana api melahap kayu bakar.

Yang kedua, hal yang merusak ukhuwah adalah ta’asub bil madzhab, bil jama’ah, bil partai.. sikap fanatik terhadap madzhab, golongan atau partainya. Zaman sekarang satu keluarga beda partai sudah ribut.. suami beda partai sama istri, istri ndak mau ngasih ‘jatah’ dulu…

Fanatik terhadap madzhab, merasa pendapatnya yang paling benar sendiri dan tidak mau mengalah. Inilah yang bisa merusak ukhuwah. Hal ini tidak diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad dan para ulama’ pendiri madzhab. Rasulullah waktu perang badar menerima pendapat sahabat Hubaib bin Mundzir mengenai strategi perang.. Rasul menerima dan tidak merasa gengsi.

Imam Malik yang berdomisili di Madinah dan pengarang kitab al-Muwattho’ tidak mengizinkan kitabnya dijadikan kitab hukum disemua wilayah pada waktu itu. Dengan alasan setiap daerah memiliki cara istinbathnya sendiri-sendiri.

Imam Syafi’i pernah berkunjung ke pesantrennya Imam Hanafi yang notabene adalah ulama’ yang tidak memakai qunut waktu sholat subuh. Ketika tiba waktu sholat subuh, Imam Syafi’i diminta mengimami santri-santrinya Imam Hanafi. Mengetahui yang akan mengimami sholat subuh adalah imam Syafi’i, murid-murid Imam Hanafi persiapan memakai qunut. Akan tetapi, ketika sholat subuh berlangsung dengan diimami Imam Syafi’i, beliau meneruskan sholat subuh tanpa memakai qunut. Murid-murid imam Hanafi pada bingung, kemudian bertanya kenapa tidak memakai qunut? Imam Syafi’i menjawab “saya menghormati orang yang mempunyai maqom ini, yaitu imam hanafi’…. Subhanallah.. walau berbeda pendapat,ulama-ulama besar tersebut menghargai pendapat yang lain.

Oleh sebab itu marilah kita menghormati perbedaan pendapat yang terjadi saat ini demi terciptanya, demi utuhnya ukhuwah islamiyah. Sebab sebagaimana yang dikatakan oleh Dr.Gamal Albanna (adik bungsu Hasan AlBana, mursyidul 'am Ikhwanul Muslimin) Menjaga ukhuwah itu sama dengan jihad.
Innal jihada fil ‘asril hadis laisa huwa annamuta fisabilillah...jihad di zaman modern, bukanlah kita mati dijalan Allah.. Walakin an nahya fisabilillah.. akan tetapi, jihad di zaman modern adalah kita hidup bersama-sama dijalan Allah, hidup rukun, tidak saling gontok-gontokan, tidak saling bertengkar...itulah jihad.

**Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Boyolali

tes

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More